Leg Is Lative

January 18, 2009

(Dibuat setelah pulang survey tempat TO di Desa Dayeuh Kolot)

Gw ga akan melayani pertanyaan apapun soal tempat TO, tanyakan saja pada Tantowi Yahya.

Sepanjang perjalanan, ada satu hal yang kayaknya menjadi semacam ‘momok’ buat gw.

Foto Caleg.

Bertebaran dimana-mana, tanpa mempedulikan estetika. Setiap 10 meter, selalu ada foto caleg atau atribut partai. Bendera, umbul-umbul, spanduk, macam-macam lah, dan yang pasti tidak sedap dipandang mata.

Gw membayangkan, betapa tebal mukanya mereka. Fotonya dipajang di sepanjang jalan, lebih banyak dari foto artis, bahkan foto Presiden kita. Terus terang, butuh banyak keberanian dan uang untuk bisa kayak gitu. Dua hal yang gw belum punya.

Pemilu tinggal menghitung bulan. Jadi sebentar lagi pemilu datang bulan.

Apakah gw akan menggunakan hak suara gw? Kayaknya udah deh dari lahir. Tidak, gw belum akan memilih untuk periode ini.

Bukannya gw anarkis yang benci politik, tapi terkadang para petinggi-petinggi itu memang sampah. Tancapan kuku rezim orde baru masih sangat kental. Yang diposisi penting ya orang yang itu-itu saja. Politik Indonesia membutuhkan wajah-wajah baru yang muda dan segar. Amerika sudah memulai dengan Obama. Kapan kita? Negara ini sudah terlalu bobrok dipermainkan orang-orang keriput berdasi.

Dan foto-foto itupun kembali diam. Menjilat sendiri ludah yang dibuangnya, memakan sendiri bualan-bualan gombal kampanyenya.

Apakah nanti kerja mereka bakal sebanding sama promosinya?

Lagi-lagi gw skeptis.