Metropolisasi

February 21, 2009

Kemarin siang, siang siang kemarin, sekitar jam 10 WIN (Waktu Indonesia Ngaret) sekolah gw mendapatkan kunjungan studi banding dari Pengurus OSIS dan MPK SMAN 10 Padang, Sumatera Barat.

Ya, Padang. Luar biasa memang. Memang luar biasa. Luar memang biasa. Biasa memang luar?

Sebuah sekolah dari provinsi yang segitu jauhnya, tau-tau dateng ke 81, ‘cuma’ buat studi banding, yang itu pun gak makan waktu lama.

Iyalah, gimana kita hidup kalau waktunya dimakan?

Ya mungkin untuk sebagian orang hal kayak gini biasa-biasa aja. Ada beberapa komunitas yang biasanya studi banding sampe keluar (atau ke luar?) negeri. Meskipun itu terkesan jadi kayak semacam ‘kedok’ buat jalan-jalan aja. Kedok Ngorek di pinggir kali.

Tapi aspek yang bakal gw angkat disini adalah:

“Motivasi dan Semangat Orang-Orang Daerah”

haha, kayak judul seminar.

Menurut apa yang gw liat, orang-orang daerah (umumnya luar Jawa) punya semangat yang jauh lebih tinggi dibanding orang-orang di kota besar macam Jakarta ini. Ya salah satu contoh orang-orang Padang tadi, jauh-jauh datang buat menimba ilmu. Gak tau juga sih perjalanan dan akomodasinya dibayarin Pemda nya, atau mereka swasembada duit. Yang jelas semangat kayak gini yang harus ditiru!

ah, bilang aja iri, gak pernah studi banding ke luar kota…

Anggapan sinis kayak gini yang gw benci,

karena seringkali benar.

Okelah, gak perlu melihat contoh studi banding tadi. Kita lihat aspek-aspek kehidupan yang lain.

Orang-orang daerah punya semangat menuntut ilmu yang lebih tinggi, seperti yang diangkat di ‘Laskar Pelangi’. Malukah kita?

Sedikit banyak, pasti ada pengaruh modernisasi kehidupan Jakarta yang perkembangannya begitu pesat, terhadap mental para penduduknya. Sebagai contoh, berangkat ke sekolah. Kita biasa naik angkutan umum atau kendaraan pribadi, dengan jarak sekolah yang dekat. Kita tentu juga sudah sering dengar tentang anak sekolah di pedalaman yang harus jalan kaki 80 km, menyebrang jurang, buat sekolah.

Dan mereka tidak akan bertahan hidup dengan makan abjad.

Tapi rela serepot itu ke sekolah. Miris?

Orang daerah sudah biasa kerja keras. Jangan heran kalau mereka jauh lebih berotot.

Meskipun begitu, orang kota punya kelebihan, yaitu daya saing yang tinggi. Sudah biasa menghadapi permasalahan yang kompleks, dalam lingkungan yang penuh dengan kecurangan dari joker-joker yang berseliweran.

Banyak perihal lain yang juga bisa dijadikan contoh. Intinya, walaupun keadaan kita tidak mengharuskan untuk hidup sesulit itu, belajarlah untuknya. Jangan manja pada keadaan, jangan mau diperbudak lingkungan. Jangan jadi bodoh. Bangsa ini butuh orang-orang ‘benar’ untuk perbaikan.

Lalu apa yang harus kita lakukan?

Bersyukurlah.

ADIos!

NB: Rumah gw di perbatasan, tapi masih ORANG JAKARTA!